Infrastruktur Jalan Kendala Petani Kakao

Infrastruktur Jalan Kendala Petani Kakao
Infrastruktur Jalan Kendala Petani Kakao

Infrastruktur Jalan Kendala Petani Kakao Sejumlah petani kakao di Dusun Alur Cucur Kecamatan Cot Girek Aceh Utara mengeluhkan infrastruktur jalan yang tak kunjung dibangun oleh Pemerintah Aceh Utara, pasalnya akses jalan menuju areal pertanian tanaman kakao dikawasan itu hanya menggunakan jalan tikus dan menyulitkan bagi petani untuk mengangkut hasil panen, lebih-lebih diwaktu musim penghujan.

Saat musim hujan, petani harus berjibaku dengan beceknya jalan tikus itu, bahkan terkadang hasil panen tak bisa diangkut, padahal areal kebun kakao milik rakyat itu ada sekitar 5.000 hektar, namun sejauh ini kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Aceh Utara, kendati setiap Musrenbang Kecamatan Cot Girek akses jalan tersebut selalu diusulkan.

“Usulan pembangunan infrastruktur jalan menuju areal pertanian kakao di Alur Cucur, Kecamatan Cot Girek Aceh Utara sudah berulangkali dilakukan lewat Musrenbang kecamatan, tapi tak pernah ada realisasinya, yang kami minta tidak panjang, hanya sekitar empat kilometer saja, dan bukan aspal melainkan pengkerasaan, tapi nyatanya hingga saat ini tidak dikabulkan, padahal kawasan itu memiliki areal pertanian kakao mencapai 5.000 hektar,” ungkap Ketua Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Aceh Utara Suroso, Selasa (24/2).

Disebutkan, kendala utama bagi petani kakao di Cot Girek adalah akses jalan. “Akses jalan sangat penting bagi petani agar produktivitas petani kakao di Cot Girek meningkat, sekarang rata-rata petani hanya menggunakan akses jalan tikus, kalau musim penghujan jalan tersebut tidak bisa dilalui karena berlumpur, sehingga mengganggu produktivitas petani, kami berharap Pemerintah Aceh Utara membantu petani dengan membuka akses jalan,” katanya.

Infrastruktur Jalan Kendala Petani Kakao


Khusus anggota LEM, urainya, ada sebanyak 20 orang sebagai petani kakao dan memiliki luas areal sekitar 53 hektar, dengan ketentuan setiap anggota diwajibkan menjual kakao kepada kelompok LEM, tujuannya agar kebutuhan anggota secara perlahan bisa dipenuhi oleh LEM.

“Hasil keuntungan LEM selama mengelola kelompok petani kakao dalam dua bulan terakhir memperoleh keuntungan sekitar Rp 16.281.700. sebagian uangnya digunakan untuk membuka akses jalan dengan menggunakan alat berat dan menghabiskan anggaran sekitar Rp. 4 juta, sebagian digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan pupuk,” katanya.

Dikatakan, membuka akses jalan, terpaksa dilakukan dengan cara swadaya, kalau mengharapkan peran Pemerintah Aceh Utara untuk membentu membangun jalan, nyatanya hingga saat ini tidak terwujud. “Terpaksa dilakukan dengan cara swadaya, jika ada keuntungan petani nanti disisikan sebagian untuk membuka jalan, tujuannya agar memudahkan petani mengangkut hasil panen,” terangnya

0 Response to "Infrastruktur Jalan Kendala Petani Kakao"