Teori Geografi
Pembangunan dan teori-teori lain
Teori ini dipelopori oleh Francois Perroux, seorang ahli
ekonomi regional bekebangsaan Perancis. Teori ini berlandaskan pada Teori
Shcumpeter, yang menyatakan bahwa peran inovasi (kewiraswastaan) di dalam
meningkatkan pertumbuhan atau pembangunan ekonomi.
Teori aglomerasi (kutub pertumbuhan) adalah pemusatan
spasial berhubungan dengan industri yang berisi dorongan pertumbuhan pada pusat
kota melalui pemekaran dan menginduksi pertumbuhan kota yang jauh dari pinggir
pantai.
Teori Growth Pole dapat diartikan sebagai berikut :
¨ Salah satu alat utama yang dapat melakukan
penggabungan antara prinsip-prinsip sentralisasi dengan desentralisasi.
¨ Teori yang menjadi dasar strategi kebijaksanaan
pembangunan wilayah melalui industri daerah.
¨ Pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi di
segala tata-ruang. Akan tetapi, terjadi hanya terbatas pada beberapa tempat
tertentu dengan variabel-variabel yang berbeda intensitasnya.
¨ Salah satu cara untuk menggalakan
kegiatan pembangunan suatu daerah tertentu melalui pemanfaatan aglomeration
economies sebagai faktor pendorong utama.
Teori Growth Pole dapat pula diartikan secara fungsional dan
secara geografis.
· Secara Fungsional
Suatu lokasi pemusatan kelompok usaha atau cabang industri
yang hubungannya bersifat memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu
mestimulasi kehidupan ekonomi baik kedalam maupun keluar (daerah belakangnya). (Tarigan:
128-129)
· Secara Geografis
Suatu lokasi yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi
sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction), yang
menyebabkan banyak usaha tertarik untuk berlokasi didaerah tersebut dan
masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yang ada. (Tarigan:
128-129).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu
ruang terdapat pusat-pusat yang memiliki kekuatan untuk mengembangkan pusat itu
sendiri dan untuk berkembang secara lebih luas, mempengaruhi daerah
sekitarnya. Selain itu, dari pengertian diatas, dapat disimpulkan inti
dari Teori Growth Pole, yaitu :
¨ Dalam proses pembangunan akan timbul industri
unggulan yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu
daerah. Keterkaitan antar industri sangat erat, maka perkembangan industri
unggulan akan mempengaruhi perkembangan industri lain yang berhubungan dengan
industri unggulan.
¨ Pemusatan industri pada suatu daerah akan
mempercepat pertumbuhan perekonomian karena akan menciptakan pola konsumsi yang
berbeda antar daerah.
¨ Perekonomian merupakan gabungan dari sistem
industri yang relatif aktif (unggulan) dengan industri yang relatif pasif atau
industri yang tergantung industri unggulan.
Terjadinya suatu aglomerasi ditandai dengan adanya beberapa
hal sebagai berikut :
žScale economies = keuntungan yang timbul karena pusat
pengembangan memungkinkan beberapa industri bergabung dalam operasi skala
besar, karena ada jaminan sumber bahan baku dan pasar.
Localization Economies = timbul akibat adanya saling
keterkaitan antar industri sehingga kebutuhan bahan baku dan pasar dapat
dipenuhi dengan mengeluarkan ongkos angkut yang minimum.
Urbanization economies = timbul karena fasilitas
pelayanan sosial dan ekonomi yang dapat digunakan secara bersamaan sehingga
pembebanan ongkos untuk masing-masing perusahaan dapat dilakukan serendah
mungkin.
Tidak semua kota dapat digolongkan sebagai pusat
pertumbuhan, tetapi sebagai suatu pusat pertumbuhan harus memiliki empat ciri
sebagai berikut :
¨ Adanya hubungan intern dari
berbagai macam kegiatan
Adanya keterkaitan satu sektor dengan sektor lainnya
sehingga apabila ada satu sektor yang tumbuh akan mendorong sektor lain karena
saling terkait. Berbagai komponen kehidupan kota akan saling mendukung
terciptanya pertumbuhan.
¨ Ada efek penggandaan (multiplier
effect)
Adanya keterkaitan antar sektor akan menciptakan efek
penggandaan. Permintaan pada satu sektor akan menciptakan produksi pada sektor
tersebut maupun sektor lain yang terkait, dan pada akhirnya akan terjadi
akumulasi modal. Multiplier effect sangat berperan dalam suatu kota
untuk memacu pertumbuhan daerah belakangnya.
¨ Adanya konsentrasi
geografis
Konsentrasi geografis dari berbagai sektor dapat menciptakan
efisiensi diantara sektor yang saling membutuhkan. Selain itu juga meningkatkan
daya tarik dari kota tersebut.
¨ Bersifat mendorong
daerah belakangnya
Hal ini dapat terjadi apabila hubungan antara kota dan
wilayah harmonis. Misalnya kota membutuhkan bahan baku dari wilayah belakangnya
dan menyediakan berbagai kebutuhan wilayah belakang untuk dapat mengembangkan
dirinya.
II.Central Place Theory (Teori Tempat Sentral).
II.Central Place Theory (Teori Tempat Sentral).
Central Place theory dikemukakan oleh Walter Christaller pada 1933. Teori ini menyatakan bahwa suatu lokasi dapat melayani berbagai kebutuhan yang terletak pada suatu tempat yang disebutnya sebagai tempat sentral. Tempat sentral tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayanan tersebut digambarkan dalam segi enam/heksagonal. Teori ini dapat berlaku apabila memiliki karakteristik sebagai berikut
1. wilayahnya datar dan tidak berbukit
2. tingkat ekonomi dan daya beli penduduk relatif sama
3. penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah
Secara hierarki Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan pelayanan
1. Herarkri K 3
Merupakan pusat pelayanan pasar optimum dimana tempat sentral tersebut selalu menyediakan kebutuhan barang-barang pasar untuk daerah disekitarnya.
2. Hierarki K 4
Merupakan pusat lalu lintas/transportasi maksimum dimana tempat sentral tersebut menyediakan sarana dan prasarana lalu-lintas yang optimal.
3. Hierarki K 7
Merupakan pusat pemerintahan optimum dimana tempat sentral tersebut merupakan sebuah pusat pemerintahan
Teori pada prinsipnya bersifat statis dan tidak memikirkan pola pembangunan di masa yang akan datang akan tetapi dasar tentang hierarki suatu pusat pelayanan sangat membantu dalam hal perencanaan pembangunan sebuah wilayah/kota.
0 Response to "Geografi Pembangunan"
Post a Comment